Gubuk Hangat

di antara lereng gunung yang diselimuti kabut dan kumpulan rahasia ilahi, terhimpit sebuah gubuk renta yang bertambah usia dan putus asa. akhir-akhir ini, hidup seakan kehilangan manisnya. ia selalu menanti cakrawala namun sinarnya tak pernah cukup mencapai ruang tamu bahkan langit-langit ingatan. ia tak mengerti apa yang salah. 

warga datang dan pergi. melintas tanpa menegur. hanya akan menjenguk sekira butuh lada garam atau bahan cibiran. mungkin ada membawa barongko tapi seorangpun tak usik duduk bertanya gundah gulana sebab hari selalu lekas berlalu dan semua harus pulang pada rutinitas. atau mungkin sebab ia sangat terampil bersikap baik-baik saja.  

konon, satu insiden terjadi di pagi buta tatkala sang penghuni terakhir buru-buru berkelana meninggalkan setumpuk awan kelabu mengejar apa yang dicari setelah melihat masa depan tak kunjung menyapa dan mengira bahwa sedikit hal baik dapat ampuni segala yang mengalpa dan mendusta.

bahwa sedikit mantra dapat obati segelintir malam yang habis menangis sejadi-jadinya sadar tak semua kehangatan benar-benar hangat dan bisa jadi orang baik itu memang ditakdirkan bermukim di dataran rendah.

gubuk yang setengah terbakar luka itu masih berdiri tegak. sebab bagaimanapun dia saka bagi kaki-kaki yang letih dan tersesat. sesekali kotak pesan penuh dari desa lain. bahkan penghuni terakhir itu sempat kembali untuk merapikan dan menata ulang yang telah hancur berantakan sebelum pamit.

kini, ia paham. tak semua berakhir manis, walau hidup penuh pendakian. sementara tragedi adalah lentera yang dapat menjelma miliaran bintang, mengajarkan bahwa kita berarti.


happy belated birthday, ce ogi. panjang umur, sehat selalu. teruslah taklukkan gunung-gunung di negeri ini. tarik napas, begitu-begitu saja pun bagian dari hidup. niscaya akan ada rumah hangat yang dapat memaknai tulus hatimu.

XOXO - avec amour 



Comments