Selimut Cokelat


11:11 PM on Jun 14, 2023

di sulawesi selatan, tersembunyi desa kecil. satu keluarga bangsawan di sana memiliki selimut tebal ketika yang lain puas menyimpan belasan sarung. tak ada yang tahu pasti usianya sebab telah diwariskan turun temurun, ujar nenek moyang. ia telah membungkus banyak gelisah dan prahara. menyembuhkan yang sakit. memberi kehangatan dan harapan. mulai dari yang jiwanya sudah mati enggan bertumbuh lagi hingga yang masih bernapas dan menantang langit.

awalnya, selimut coklat itu polos. bersih kaku tak bercorak. kini, helai demi helai benang mulai lepas di pinggirannya. pun tampak sejumlah noktah yang entah dari mana asalnya. mungkin darah atau lumpur. bahkan ada beberapa cemooh tercetak di balik selimut itu. bagaimanapun bentuknya, ia tak pernah biarkan dirinya kalah oleh keadaan. tak jarang ibu atau tetangga berusaha melebur atau membuangnya. bahkan berniat membakarnya hidup-hidup. dengan alibi selimut ini sama dengan yang lain; ada masa manfaat dan akan terus menyusut. kendati demikian, ia tetap utuh. tangguh menghadapi pergulatan massa dan masa nan fana.

harga selimut itu tak terkira. jangankan menawar, penduduk sekitar bahkan takut guna mendekati. jelas para pendatang yang mendengar sejarah selimut itu hendak membawanya pulang tanpa kompromi. tapi setelah mencoba, banyak yang gentar mencari alasan permisi. tiada yang berani jujur jikalau mereka sesungguhnya tak punya uang dan nyali. 

selimut itu masih dibiarkan sendiri. terus bermimpi dalam lemari. menanti kekasih sejati. atau sekadar teman berhikayat tentang seisi galaksi. satu hal yang jelas: ia akan senantiasa merajut diri. niscaya, dengan atau tanpa seorangpun mampu memantaskan dirinya tanpa harus menurunkan nilainya. 

selamat bertambah usia, ce ogi. maaf, tulisan ini terlambat, tapi doa telah kupanjatkan. semoga tak gagal menyentuh dasar hatimu yang senantiasa terang benderang dalam melipur lara dan sepi. sukses untuk USKPmu!

XOXO - avec amour

Comments