Terima Kasih

Benar. Benar adanya diriku ini. Aku tak memiliki sinar, aku tak bisa memberimu cahaya, dan aku tak mampu menerangi dirimu bak bintang yang menemani malam-malammu. Tapi haruslah kau ketahui bahwa kau seperti bulan yang utuh dan membuatku hanya melihat pada satu bulan, ialah dirimu.

Laksana langit yang memberiku satu hari untuk dijalani, dengan matahari yang menghangatkanku dengan siangnya dan bulan yang menghangatkanku dengan malamnya. Langit tahu bahwa aku tak rela merelakannya tapi aku juga tak mampu memampukannya dan langit pun mengenyahkan segalanya tanpa kesulitan, tak terkecuali dia. Jika ada seseorang yang bertanya siapakah dia? Siapakah seseorang yang pernah pergi? Siapakah seseorang yang kini pergi? Siapakah seseorang yang telah pergi? Dan siapakah seseorang yang kubiarkan pergi? Lantas kujawab dia. Dia yang telah membelah duniaku menjadi dua dan membawa salah satunya pergi hilang entah kemana hingga kini hanya belahan lainnya yang tersisa, yang ditinggalkannya.

Aku ingin dibisukan tapi aku tak ingin bisu. Sungguh, hidup dalam kebisuan seperti hidup dalam ruang pengap yang kosong dengan waktu berhenti berdetak yang terus berbicara, membicarakan kebodohanku. Namun dalam keskeptisan yang sungguh, aku memberanikan diri menjadi pribadi yang aku. Meskipun aku pandir, tapi aku sadar bahwa aku telah memperlihatkan segala sisiku, yang baik dan yang biadab. Biar, tak apa yang dikatakan segalanya tentang aku. Ini pribadiku, aku tak malu menjadi aku sendiri. Silahkan, walau hujan tak sudi meneteskan airnya untukku, pepohonan tak sudi menggugurkan dedaunannya yang kering untukku, angin tak sudi menghembuskan kesejukannya untukku, atau bumi sekalipun tak sudi memberi tempat bersembunyi untukku. Ubahlah sekelilingku sekehendakmu, tapi jangan aku. Aku adalah aku, yang aku, karena aku, pada aku, dan untuk aku.

Maaf, bukan bermaksud egois tapi aku memang ingin kau mengenalku apa adanya. Maaf, jika aku tidak bisa memberi senyum di hari-harimu. Pergilah, carilah rasa sayangmu yang tidak dapat kau temukan dalam diriku. Aku tak bisa menahanmu, dan aku tidak berhak. Aku tetap disini, tinggal dalam diam, dan hanya dapat berharap yang terbaik untukmu. Dibalik kata maafku, ingin kuselipkan terima kasih. Terima kasih telah membukakan pintu dan membiarkan aku masuk ke dalam duniamu meski hanya sekejap. Terima kasih banyak atas semuanya. :)

Comments