VPELM (3)
Kuharap kau lupa akan 2018 sebagai tahun yang berjalan tanpa tulisanku untukmu. Tak terasa kau telah genap berumur 24 tahun, sementara aku masih harus menunggu September guna menambahkan usiaku 1 tahun.
Surat ini begitu panjang ketimbang surat-surat sebelumnya. Aku harap kau luangkan waktu yang cukup demi menghabiskan setiap kata dalam surat panjang ini. Sebab getir ini begitu besar terkubur dalam gemingku.
05 Maret 2019. Satu malam di pantry kantorku. Finance managerku menawarkan pindah divisi ke team operasional. Aku sontak menolaknya dan menganggap hal itu lelucon. Dan selepas perbincangan selesai, buah-buah tanya mulai merayap dalam kepalaku.
Apakah tawaran itu serius? Mengapa operational team perlu penambahan personnel? Bukankah semua bagian sudah ditempati? And the last question was why he chose me?
Pertanyaan itu terus terngiang sampai aku menelpon ceceku di Banjarmasin. Long story short, aku putuskan untuk konfirmasi langsung ke operational manager esok hari.
Well, let's make some nicknames now before you got more confused. Naamah as finance manager. Castiel as operational manager. Lilith as HRGA manager. Baphomet as business head.
Keesokan paginya, aku menanyakan terkait penawaran tersebut dan benar adanya. Namun, Castiel belum bisa menjelaskan mengapa. Ia hanya menekankan keperluannya urgent di bagian campaign creator dan keputusanku harus dengan persetujuan Naamah sebagai atasanku.
Oleh karena itu, aku segera temui Naamah guna membahasnya lebih lanjut. Aku utarakan secara gamblang niat pindah divisi yang didorong oleh keinginan untuk berkembang mengingat usiaku sudah 23 tahun, tanpa gelar dan 2 tahun cukup membuatku jenuh as stockist, purchasing, and handling branches' petty cash. Awalnya, beliau tidak masalah akan keputusanku tersebut. But, still she needed time to discuss it with her supervisor and our business head.
Setelah Naamah discussed it with her supervisor, she summoned me. Kami berdua kembali. Dalam ruangan yang gigil, ia terangkan supervisor keberatan dan sejujurnya pun ia keberatan. Well, instead of her talking to Baphomet, she offered me a few things like preparing me to replace supervisor-ku jika sewaktu-waktu ia resign, let me handle just one main job as stockist sementara purchasing dan petty cash akan dicarikan orang baru, sampai menanyakan mengapa tidak ke product and development team.
Product and development? Jelas aku jawab dengan pertanyaan. Kapan? Posisi apa? I mean it was fresh from the oven! I really didn't know what they're looking for at all. Bahkan tak ada tawaran untukku dari tim yang bersangkutan. Toh keperluan operational lebih urgent ketimbang development.
Di lain hal, ia minta aku bertahan sampai main system perusahaan ini stabil. Tapi, sampai kapan? Ia pun tak bisa memberi jaminan ataupun kepastian sementara kesempatan tidak datang dua kali. Dikatakannya bahwa aku seharusnya bangga. Entahlah. Bangga atas apa? Dipertahankan untuk bekerja extra manual mengingat system masih belum mendukung? Jelaskan padaku, Paskah, rasa bangga bisa memberi kita apa? Makan?
Waktu telah menunjukkan pukul 13.06 WITA. Aku minta waktu untuk makan siang, Naamah setuju dengan catatan nanti dilanjutkan kembali. Segera kukabari Castiel dan ternyata ia bawa berita ini dalam satu WhatsApp group (hanya beranggotakan para manager dan Baphomet) bahwa Naamah telah setuju. Namun, di group itu, Naamah bilang skip dulu. Piye toh, Pas? Dahiku mengernyit sampai aku rekonstruksi segala ingatanku.
Sore harinya, Castiel sarankan agar aku konsultasikan ke HRGA. Tapi, saat aku hendak menuju ke ruangan HRGA, dari jauh tampak tertutup dan gelap. Mereka tengah mengikuti training di lain tempat. Niatku urung lalu kembali ke mejaku. Mataku tertuju pada monitor tapi pikiranku melayang. Bingung harus kemana. Entah apa yang harus aku lakukan. Pun dengan Castiel. 19.08 WITA, jariku terus mengirim pesan kepada Baphomet via WhatsApp meminta pencerahan. 20.07 WITA, beliau jawab nanti akan diputuskan, harus dipikirkan matang-matang. Then, I simply answered, "Baik, Pak. Saya mengharapkan yang terbaik".
Tidak berhenti disitu. Perihal ini masih berlanjut. Malamnya, Lilith gave me a call dan menanyakan apakah ada niat resign? Aku sontak terkejut bukan main! Ia bertanya beberapa hal dan aku jelaskan semua duduk perkaranya. Tapi, ada sebuah topik seputar finance team dari sudut pandangku. Jawabanku sebagaimana manager tetap pembuat keputusan sementara supervisor berperan untuk memberi pertimbangan, diputarbalikkan olehnya. Berdasarkan keterangan managerku dari mulut Lilith, aku berpendapat supervisor-ku-lah pembuat keputusan. Whuaat?! Seriosly, a monkey in silk is a monkey no less.
11 Maret 2019. Meeting room yang diwarnai beberapa lampu kuning. Briefly, Baphomet to the point menjelaskan 2 hal. Penurunan salary dan tunjangan tiket pesawat pulang pergi ke Kalimantan akan ditarik. Alasannya tanggung jawab creator tak sebanyak posisiku sekarang, namun bagiku resiko creator lebih tinggi karena langsung berhubungan dengan client. Tunjangan tiket pesawat yang berawal dari branch to HO dicabut karena statusku perpindahanku HO to HO hanya saja beda divisi.
***
Well, let's make some nicknames now before you got more confused. Naamah as finance manager. Castiel as operational manager. Lilith as HRGA manager. Baphomet as business head.
Keesokan paginya, aku menanyakan terkait penawaran tersebut dan benar adanya. Namun, Castiel belum bisa menjelaskan mengapa. Ia hanya menekankan keperluannya urgent di bagian campaign creator dan keputusanku harus dengan persetujuan Naamah sebagai atasanku.
Oleh karena itu, aku segera temui Naamah guna membahasnya lebih lanjut. Aku utarakan secara gamblang niat pindah divisi yang didorong oleh keinginan untuk berkembang mengingat usiaku sudah 23 tahun, tanpa gelar dan 2 tahun cukup membuatku jenuh as stockist, purchasing, and handling branches' petty cash. Awalnya, beliau tidak masalah akan keputusanku tersebut. But, still she needed time to discuss it with her supervisor and our business head.
Setelah Naamah discussed it with her supervisor, she summoned me. Kami berdua kembali. Dalam ruangan yang gigil, ia terangkan supervisor keberatan dan sejujurnya pun ia keberatan. Well, instead of her talking to Baphomet, she offered me a few things like preparing me to replace supervisor-ku jika sewaktu-waktu ia resign, let me handle just one main job as stockist sementara purchasing dan petty cash akan dicarikan orang baru, sampai menanyakan mengapa tidak ke product and development team.
Product and development? Jelas aku jawab dengan pertanyaan. Kapan? Posisi apa? I mean it was fresh from the oven! I really didn't know what they're looking for at all. Bahkan tak ada tawaran untukku dari tim yang bersangkutan. Toh keperluan operational lebih urgent ketimbang development.
Di lain hal, ia minta aku bertahan sampai main system perusahaan ini stabil. Tapi, sampai kapan? Ia pun tak bisa memberi jaminan ataupun kepastian sementara kesempatan tidak datang dua kali. Dikatakannya bahwa aku seharusnya bangga. Entahlah. Bangga atas apa? Dipertahankan untuk bekerja extra manual mengingat system masih belum mendukung? Jelaskan padaku, Paskah, rasa bangga bisa memberi kita apa? Makan?
Waktu telah menunjukkan pukul 13.06 WITA. Aku minta waktu untuk makan siang, Naamah setuju dengan catatan nanti dilanjutkan kembali. Segera kukabari Castiel dan ternyata ia bawa berita ini dalam satu WhatsApp group (hanya beranggotakan para manager dan Baphomet) bahwa Naamah telah setuju. Namun, di group itu, Naamah bilang skip dulu. Piye toh, Pas? Dahiku mengernyit sampai aku rekonstruksi segala ingatanku.
Sore harinya, Castiel sarankan agar aku konsultasikan ke HRGA. Tapi, saat aku hendak menuju ke ruangan HRGA, dari jauh tampak tertutup dan gelap. Mereka tengah mengikuti training di lain tempat. Niatku urung lalu kembali ke mejaku. Mataku tertuju pada monitor tapi pikiranku melayang. Bingung harus kemana. Entah apa yang harus aku lakukan. Pun dengan Castiel. 19.08 WITA, jariku terus mengirim pesan kepada Baphomet via WhatsApp meminta pencerahan. 20.07 WITA, beliau jawab nanti akan diputuskan, harus dipikirkan matang-matang. Then, I simply answered, "Baik, Pak. Saya mengharapkan yang terbaik".
Tidak berhenti disitu. Perihal ini masih berlanjut. Malamnya, Lilith gave me a call dan menanyakan apakah ada niat resign? Aku sontak terkejut bukan main! Ia bertanya beberapa hal dan aku jelaskan semua duduk perkaranya. Tapi, ada sebuah topik seputar finance team dari sudut pandangku. Jawabanku sebagaimana manager tetap pembuat keputusan sementara supervisor berperan untuk memberi pertimbangan, diputarbalikkan olehnya. Berdasarkan keterangan managerku dari mulut Lilith, aku berpendapat supervisor-ku-lah pembuat keputusan. Whuaat?! Seriosly, a monkey in silk is a monkey no less.
11 Maret 2019. Meeting room yang diwarnai beberapa lampu kuning. Briefly, Baphomet to the point menjelaskan 2 hal. Penurunan salary dan tunjangan tiket pesawat pulang pergi ke Kalimantan akan ditarik. Alasannya tanggung jawab creator tak sebanyak posisiku sekarang, namun bagiku resiko creator lebih tinggi karena langsung berhubungan dengan client. Tunjangan tiket pesawat yang berawal dari branch to HO dicabut karena statusku perpindahanku HO to HO hanya saja beda divisi.
***
you think this makes sense?
neither do I
under a blue moon
under a blue moon
I was like caged sitting on the fence
breathing in and out of vulnerability
breathing in and out of vulnerability
counting clouds on the horizon
while could only assuming
they are cut from the same cloth
while could only assuming
they are cut from the same cloth
in this one filthy fable
***
Aku merasa sungguh dipermainkan. Does it mean gotta stay in finance forever? Do me a favor. If you were me, what would you do?
Day after day, everything's changed. Aku belajar memaafkan terutama mereka yang memanfaatkanku dan keadaan. Karena beberapa dari mereka yang tidak bisa bekerja dengan baik akan menjatuhkan orang lain agar terlihat lebih baik. Sungguh bersyukur telah melewati semua proses ini. Tuhan mendewasakan kita dengan cara yang tak pernah terduga memang. Nyesek hanya akan terjadi jika kita simpan jadi penyesalan berbuah dendam. Dan Tuhan takkan meninggalkan kita sendiri bagaimanapun keadaannya.
Worrying never did anyone any good. And for them, karma has its time to given what they took. I know, God knows more than I know. Such a blessing in disguise.
So, happy birthday, Sayang. Panjang umur, sehat selalu, diberkati dan dumudahkan dalam segala hal, dan dijauhkan dari segala yang jahat. Jadilah berkat dan kuat sebagaimana cita-citamu. Pun jadilah terang yang tak kunjung padam oleh segala cobaan.
Day after day, everything's changed. Aku belajar memaafkan terutama mereka yang memanfaatkanku dan keadaan. Karena beberapa dari mereka yang tidak bisa bekerja dengan baik akan menjatuhkan orang lain agar terlihat lebih baik. Sungguh bersyukur telah melewati semua proses ini. Tuhan mendewasakan kita dengan cara yang tak pernah terduga memang. Nyesek hanya akan terjadi jika kita simpan jadi penyesalan berbuah dendam. Dan Tuhan takkan meninggalkan kita sendiri bagaimanapun keadaannya.
Worrying never did anyone any good. And for them, karma has its time to given what they took. I know, God knows more than I know. Such a blessing in disguise.
So, happy birthday, Sayang. Panjang umur, sehat selalu, diberkati dan dumudahkan dalam segala hal, dan dijauhkan dari segala yang jahat. Jadilah berkat dan kuat sebagaimana cita-citamu. Pun jadilah terang yang tak kunjung padam oleh segala cobaan.
Semangat! happy easter
ReplyDelete