Terakhir

Menjadi sendiri tak apa. Menjadi sepi tak hampa. Menjadi sunyi tak gelap. Biar semua berlalu lalang di ketetapanku berdiri. Aku tak akan menjadi bodoh, gila, takut, atau merana sekalipun. Karena dengan melepasnya, aku lebih lega tanpa ikatan yang menghantam setiap sisi relungku. Sebuah kebebasan tanpa batas yang membiusku untuk melihat seluruh hari dengan mata dan telinga terbuka. Menyadari bahwa tanpanya aku masih memiliki hidup dengan seribu pilihan. Seribu orang yang menyayangiku. Seribu tawa. Dan seribu tak terbantahkan.

Mungkin aku bukan yang pertama, atau yang terakhir untuknya. Atau bahkan berarti baginya. Pun dengannya. Dia bukan yang pertama, dan tak akan menjadi yang terakhir dalam garis kehidupanku. Tapi dia cukup berharga untuk dilupakan. Aku akan tetap menyimpan semua goresan itu dalam lembaran-lembaran yang bisa kuingat kembali. Mengingat paras yang begitu hangat.

Aku akan tetap tersenyum, tertawa, di atas segala yang masih memberiku tempat. Sebagai seorang yang memiliki kebahagiaan.

Comments