Kedudukan

Menyenangkan mendapat jabatan atas tugas yang diberikan. Mengetuai sebuah organisasi dibawah penanggung jawab dan koordinator umum. Bekerja dengan beberapa orang yang mampu berdedikasi dan bertanggung jawab, serta pengalaman yang lebih banyak dariku. Adalah suatu kebanggaan tersendiri yang menundukkan kepalaku untuk belajar lebih banyak dari mereka. Bukan untuk terus mengangguk kepada mereka dan takut untuk mengambil keputusan. Memang mereka memiliki orientasi yang harus diacungi jempol. Tapi tidak berarti bahwa mereka haruslah menjadi sombong dan seenaknya sendiri. Itulah yang kuyakini. Bahwa memiliki wawasan lebih luas dapat dibagikan kepada yang lain, tidak disimpan untuk diri sendiri.

Menjadi Ketua Redaksi, Kepala Redaksi, Pemimpin Redaksi, atau apalah yang intinya memimpin redaksi surat kabar di sekolahku adalah keinginanku yang akhirnya terwujud. Akan kujalankan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Surat kabar seperti media yang bisa kugunakan dan inilah kesempatanku. Cintaku pada sastra dapat kusalurkan. Cinta yang sulit kuungkapkan. Namun ada satu hal yang tidak terduga. Memiliki tugas rangkap.

Saat aku dicalonkan untuk menjadi Ketua OSIS, tak pernah terpikir sebelumnya bahwa aku benar-benar akan menjadi Ketua OSIS sesungguhnya. Seorang calon seperti aku tak akan mungkin memenangkan kampanye itu, tapi Tuhan berkehendak lain. Tak hanya menjadi Ketua Redaksi Surat Kabar, tapi aku juga menjadi Ketua OSIS! Astaga, betapa bodohnya aku yang tak mengantisipasi jika aku terpilih. Seharusnya aku menolak dari sejak awal. Tapi nasi telah menjadi bubur dan tak mungkin jika aku mengundurkan diri hanya karena menjunjung keegoisanku. Adik kelasku yang bernama Darryl Brandon Tarantino Maitimu, secara tidak langsung sudah siap membantuku sebagai Wakil Ketua OSIS. Seketika aku sadar bahwa aku tak hanya mengecewakan teman-temanku, kakak-kakak kelasku, dan guru-guruku yang telah mendukung dan memberiku kepercayaan untuk menjalankan jabatan ini. Tapi aku akan memutuskan seuntai harapan Darryl sebagai Wakil Ketua OSIS atas kemantapannya yang tak tega kuhancurkan.

Beberapa saat setelah pengumuman Ketua OSIS. Aku mematung sambil mulut menganga. Bergeming dalam kebingungan. Apa yang harus kulakukan? Mengapa aku menjadi yang terpilih? Siapa yang mempercayaiku untuk memikul tugas dan tanggung jawab sebesar ini? Bagaimana nasibku kedepannya? Sambil menerima ucapan selamat dan teriakan "Traktir!!" dari teman-temanku, aku masih terus bertanya-tanya tentang rencana indah Tuhan dibalik semua ini. Terangi pikiranku, damaikan hatiku, dan terangilah jiwa ini ya Bapa. Bimbing aku, genggam tangan nan rapuh ini. Jangan biarkan aku melakukan hal fatal yang membuatku menyesal di kemudian hari.

Bulatkanlah keskeptisan ini. Teguhkan keraguan tak terarah ini. Positive thinking dan keep smile, menjadi kekuatanku. Namun izinkanlah aku Bapa untuk meyakinkan diri ini 'tuk memampukannya.

Comments