Jurang Lama
Ketika bisu tak lebih berlelah
Ketika ngilu tak lebih berlegam
Ketika rindu tak lebih berkelut
Pun ketika aku tak lebih berdia
Penuh peluh dengan segala derita
Hmm
Aku rupanya terlalu kasih padamu
Bagaimana hati bisa seharga kehilangan
Bila waktu itu bisa tak menembus duniaku?
Melupa padamu bukan sekadar rasa
Bukan sekadar gurun gersang
Lebih dari sekadar tulang belulang
Terpendam di dasar laut
Halnya tebing
Pernah tiada habis dipedang ombak
Menyiluet paling bilah
Tapi tak tahu caranya menangis
Ya mungkin
Hatimu tak berkehendak puas padanya
Bila dada hanya sebatas kain
Atau bibir sebatas kening saja
Atau mungkinkah aku yang
Terlalu lama menatap
Terhadap jarak yang membentang
Sepatutnyakah aku menanggalkan
Yang hidup dalam dada
Yang hidup dalam doa
Jikalau begitu, lantas bagaimana?
Ceritalah, ajarlah
Sebab bumi
Tak sudi menuntun raga ini
Kembali berpijak di atas kenyataan
Sayangnya
Akulah si pelabuhan penanti
Masih duduk manis di tepi pantai
Setia memangku senjanya hari
Tenggelam dalam malam-malam
Paling jahanam
Malam yang mencuri ketegaran
Membiarkan aku menunggu untuk esok hari
Ditemani oleh pekatnya dosa
Perihal berjumpa dengan si 'dia'
Dengan dewi yang dijunjungnya menahun
Alangkah sakralnya pengharapan ini
Bila saja setiap musim hujan
Gerimis tak membutakan kakiku
Comments
Post a Comment