Penggunaan Air Keras dalam Tawuran

Sumber : http://regional.kompasiana.com/2012/07/26/penggunaan-air-keras-dalam-tawuran/

Siang tadi, telah terjadi tawuran di Kramat Raya. Lokasianya tepat berada di depan sekolah saya, Santo Fransiskus 1 (7/26). Saya kurang tahu kapan tepatnya kejadian ini terjadi, mungkin sekitar setengah jam setelah jadwal pulang unit SMA, 14.00 WIB. Tawuran ini menyebabkan satu orang terluka. Syukurlah sekolah saya, SMA Santo Fransiskus 1 tidak terlibat dalam tawuran itu.

Jumlah murid di unit SMA tidak begitu banyak. Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, jam pulang SMA adalah 13.30 -di luar ekstrakurikuler dan pelajaran tambahan. Selain itu, dalam beberapa bulan lagi SMA Santo Fransiskus 1 akan diakreditasi ulang. Oleh karena itu, Kepala Sekolah saya -Bekti Yuliasih- memperketat peraturan dan tata tertib yang berlaku sehingga beliau pun tidak segan memberikan sanksi kepada pelajar yang terlibat dalam tawuran. Pertama kali, akan diberikan point negatif 100 dan panggilan orang tua. Kedua kalinya, pendidikan siswa tersebut akan langsung dikembalikan kepada orang tua. Jadi, tidak ada alasan untuk unit SMA melakukan aktivitas tersebut.

Ini bukan berarti saya membanggakan diri sebagai pelajar dan sekaligus pengurus OSIS di sekolah tersebut. Tapi dengan kebijaksanaan Kepala Sekolah saya yang tidak pernah bermain-main dengan peraturan, saya bisa pastikan bahwa teman-teman saya ataupun adik-adik kelas saya akan berpikir dua kali untuk melakukannya.

Untuk penggunaan air keras sendiri, ini adalah hal baru untuk saya. Sebab selama ini saya hanya mengetahui benda-benda tajam seperti gir motor, celurit, batu, atau ikat pinggang dengan kepalanya yang terbuat dari besi. Air keras yang digunakan berukuran satu botol infus. Untungnya, bukan salah satu dari siswa Santo Fransiskus 1 yang terkena ataupun menggunakan air keras tersebut. Melainkan salah seorang dari warga setempat yang terkena tepat di bagian paha dan mengakibatkan pendarahan. Hingga saya menulis artikel ini, saya tidak tahu kabar selanjutnya mengenai korban tersebut -tapi semoga saja lekas sembuh.

Namun, sungguh disayangkan akibat kejadian ini, nama sekolah saya tercoreng. Dari situs pertemanan -Twitter, saya sempat membaca bahwa berita ini masuk ke dalam stasiun TV dimana sekolah saya yang menjadi sang tertuduh. Saya tidak menuduh, namun ada indikasi beberapa sekolah di sekitar lingkungan kami ada yang terlibat dalam kejadian tersebut. Saya rasa ada kesalahpahaman dari jurnalis yang meliput kejadian ini. Untuk itu tidak ada salahnya saya juga memberikan sedikit pendapat sebagai klarifikasi.

Bila Anda telah menyaksikan berita ini, mungkin Anda akan mengatakan bahwa saya adalah seorang pembohong. Tapi silahkan perhatikan, seragam yang dikenakan. Bila memang ada seragam kotak-kotak berwarna coklat dengan celana yang berwarna senada, saya mewakili sekolah saya memohon maaf atas kejadian buruk tersebut. Tapi bila yang Anda dapati hanya seragam putih abu-abu, baju coklat muda dengan celana coklat tua, ataupun sebagainya, saya rasa Anda dapat menyimpulkan sendiri.

ilustrasi (sumber: 2.bp.blogspot.com)

Comments