Yang Pake SmartPhone Gak Smart?
Sumber: http://muda.kompasiana.com/2012/08/17/yang-pake-smartphone-gak-smart/
Paling tidak hal ini beberapa kali saya baca melalui Timeline di sebuah situs pertemanan -Twitter- yang dibuat oleh teman-teman saya. Awalnya saya pikir cuma candaan, ternyata menjadi argumentasi tentang antara pro dan kontra.
Bagi yang mendukung statement tersebut, terlepas dari maksud candaannya. Mereka menganggap bahwa smartphone sangat memudahkan penggunanya, sehingga ketergantungan pada telepon pintar ini membuat banyak orang malas berpikir. "semua tinggal googling, langsung dapat yang diinginkan", kata sebagian orang.
Terlihat agak nyeleneh, tapi ada benarnya. Otak manusia dewasa ini kadang sering mengandalkan google, search engine lainnya dan berbagai fasilitas teknologi yang menyediakan data dan informasi sebagai bank data secara cepat dan akurat. Apalagi remaja yang biasanya disuguhi soal pilihan ganda hanya tau cap cip cup.
Seolah-olah, keinginan menghapal bukan lagi menjadi pilihan wajib. Karena setiap kali kita ingin mengetahui tentang sesuai melalui smartphone yang terhubung dengan internet, semua dapat diperoleh secara cepat dan kapan saja.
Nah ini beberapa hal yang bisa dijadikan alasan, mengapa ada yang menyebutkan bahwa yang mengandalkan smartphone adalah orang-orang yang tidak smart. Saya memilih kata mengandalkan agar terlihat bagaimana penggunanya tergantung pada teknologi ini. Sehingga, kalau memang hal tergantung dan mengandalkan ini adalah satu-satu upaya yang dapat dilakukan seseorang didalam berusaha dengan jalan pintas, boleh jadi anggapan tersebut benar. Bahwa orang yang tergantung dengan smartphone, mengandalkannya secara berlebihan adalah orang-orang yang tidak smart. Tapi tunggu dulu, maksud tidak smart di sini bukan berarti orang-orang yang aslinya bodoh dalam intelektual, tetapi terlebih pada sifat malasnya yang kebangeten, mau gampang dan enaknya sendiri.
Saya pribadi setuju-setuju saja, apabila demikian yang dimaksudkan dengan pernyataan tersebut. Hanya saja, tentu tidak semua orang yang menggunakan smartphone adalah orang-orang yang tidak smart. Yang artinya, pengguna smartphone dapat dikatakan tidak smart, apabila hanya mengandalkannya saja dan membuat dirinya malas dan tidak mau berpikir.
Ada seorang teman saya yang menjelaskan pendapatnya kalau setuju dengan judul artikel ini karena dia berpikir smartphone itu gak bakal berfungsi sebagaimana mestinya kalau pemakainya itu sendiri gak ngerti jalaninnya. Dan lebih parahnya lagi kalau orangnya itu malas cari tau gimana jalaninnya dan akhirnya malah dianggurin gitu aja. Jadi, kesannya smartphone itu sama aja ama handphone, gak ada bedanya.
Bukan cuma itu. Di kalangan ABG pun smartphone bukan lagi hal yang sesuatu banget. Karena kebanyakan dari mereka akan merengek sama orangtuanya buat dibeliin, biar mahalnya selangit tanpa berpikir apa untuk sekarang ini smartphone akan bekerja secara maksimal dan memberi dampak positif. Kenapa? Jawabannya cuma satu. Gaya. Mereka bakal menjunjung tinggi gengsi ketimbang kebutuhan.
Sejujurnya sih, saya gak tertarik menggunakan smartphone karena kegiatan sehari-hari saya tidak sepadat orang kerja. Paling butuh cuma sms dan teleponan, hello sana sini. Teman juga ketemu setiap hari di sekolah. Situs pertemanan juga banyak, gak cuma Facebook, Twitter, Heello. Jadi, penggunaan smartphone buat saya gak penting penting banget.
Beda dengan teman saya lainnya yang menanggapinya biasa aja. Dia mengganggap mungkin gak semua orang bisa main smartphone tapi itu cuma termasuk teknologi yang diikuti masyarakat seiring berkembangnya zaman. Namanya orang, ya ikut tren gk bakal masuk neraka kan?
Bukti lain dari pemanfaatan smartphone yang tidak pada tempatnya, bahkan kurang terpuji, apabila digunakan sebagai sumber contekan, saat para siswa sekolah melakukan ujian. Mungkin ini dikatakan alat canggih yang mendorong modus "nyontek" yang canggih pula. Tapi justru orang-orang yang dapat memanfaatkan untuk "nyontek" dikatakan smart. Artinya dalam modus operasinya, mengakalinya bukan pada manfaat akhirnya. Teman saya pernah nunjukin cara nyontek temannya yang berada di salah satu sekolah negeri dan saya cuma bisa bilang "wow". Nah kalo udah begini, terserah anda menilai. Anda adalah smart atau tidak dalam memanfaatkan smartphone yang anda miliki.
Yang pasti, saya ingat satu hal, The man behind the machine..! Apapun hasil dari suatu produk teknologi tersebut, tergantung pada mereka yang menggunakannya. Baik dan buruk kepada orang lain maupun dirinya, adalah menjadi tanggung jawab dirinya sepenuhnya. Bagaimana dengan anda?
Paling tidak hal ini beberapa kali saya baca melalui Timeline di sebuah situs pertemanan -Twitter- yang dibuat oleh teman-teman saya. Awalnya saya pikir cuma candaan, ternyata menjadi argumentasi tentang antara pro dan kontra.
Bagi yang mendukung statement tersebut, terlepas dari maksud candaannya. Mereka menganggap bahwa smartphone sangat memudahkan penggunanya, sehingga ketergantungan pada telepon pintar ini membuat banyak orang malas berpikir. "semua tinggal googling, langsung dapat yang diinginkan", kata sebagian orang.
Terlihat agak nyeleneh, tapi ada benarnya. Otak manusia dewasa ini kadang sering mengandalkan google, search engine lainnya dan berbagai fasilitas teknologi yang menyediakan data dan informasi sebagai bank data secara cepat dan akurat. Apalagi remaja yang biasanya disuguhi soal pilihan ganda hanya tau cap cip cup.
Seolah-olah, keinginan menghapal bukan lagi menjadi pilihan wajib. Karena setiap kali kita ingin mengetahui tentang sesuai melalui smartphone yang terhubung dengan internet, semua dapat diperoleh secara cepat dan kapan saja.
Nah ini beberapa hal yang bisa dijadikan alasan, mengapa ada yang menyebutkan bahwa yang mengandalkan smartphone adalah orang-orang yang tidak smart. Saya memilih kata mengandalkan agar terlihat bagaimana penggunanya tergantung pada teknologi ini. Sehingga, kalau memang hal tergantung dan mengandalkan ini adalah satu-satu upaya yang dapat dilakukan seseorang didalam berusaha dengan jalan pintas, boleh jadi anggapan tersebut benar. Bahwa orang yang tergantung dengan smartphone, mengandalkannya secara berlebihan adalah orang-orang yang tidak smart. Tapi tunggu dulu, maksud tidak smart di sini bukan berarti orang-orang yang aslinya bodoh dalam intelektual, tetapi terlebih pada sifat malasnya yang kebangeten, mau gampang dan enaknya sendiri.
Saya pribadi setuju-setuju saja, apabila demikian yang dimaksudkan dengan pernyataan tersebut. Hanya saja, tentu tidak semua orang yang menggunakan smartphone adalah orang-orang yang tidak smart. Yang artinya, pengguna smartphone dapat dikatakan tidak smart, apabila hanya mengandalkannya saja dan membuat dirinya malas dan tidak mau berpikir.
Ada seorang teman saya yang menjelaskan pendapatnya kalau setuju dengan judul artikel ini karena dia berpikir smartphone itu gak bakal berfungsi sebagaimana mestinya kalau pemakainya itu sendiri gak ngerti jalaninnya. Dan lebih parahnya lagi kalau orangnya itu malas cari tau gimana jalaninnya dan akhirnya malah dianggurin gitu aja. Jadi, kesannya smartphone itu sama aja ama handphone, gak ada bedanya.
Bukan cuma itu. Di kalangan ABG pun smartphone bukan lagi hal yang sesuatu banget. Karena kebanyakan dari mereka akan merengek sama orangtuanya buat dibeliin, biar mahalnya selangit tanpa berpikir apa untuk sekarang ini smartphone akan bekerja secara maksimal dan memberi dampak positif. Kenapa? Jawabannya cuma satu. Gaya. Mereka bakal menjunjung tinggi gengsi ketimbang kebutuhan.
Sejujurnya sih, saya gak tertarik menggunakan smartphone karena kegiatan sehari-hari saya tidak sepadat orang kerja. Paling butuh cuma sms dan teleponan, hello sana sini. Teman juga ketemu setiap hari di sekolah. Situs pertemanan juga banyak, gak cuma Facebook, Twitter, Heello. Jadi, penggunaan smartphone buat saya gak penting penting banget.
Beda dengan teman saya lainnya yang menanggapinya biasa aja. Dia mengganggap mungkin gak semua orang bisa main smartphone tapi itu cuma termasuk teknologi yang diikuti masyarakat seiring berkembangnya zaman. Namanya orang, ya ikut tren gk bakal masuk neraka kan?
Bukti lain dari pemanfaatan smartphone yang tidak pada tempatnya, bahkan kurang terpuji, apabila digunakan sebagai sumber contekan, saat para siswa sekolah melakukan ujian. Mungkin ini dikatakan alat canggih yang mendorong modus "nyontek" yang canggih pula. Tapi justru orang-orang yang dapat memanfaatkan untuk "nyontek" dikatakan smart. Artinya dalam modus operasinya, mengakalinya bukan pada manfaat akhirnya. Teman saya pernah nunjukin cara nyontek temannya yang berada di salah satu sekolah negeri dan saya cuma bisa bilang "wow". Nah kalo udah begini, terserah anda menilai. Anda adalah smart atau tidak dalam memanfaatkan smartphone yang anda miliki.
Yang pasti, saya ingat satu hal, The man behind the machine..! Apapun hasil dari suatu produk teknologi tersebut, tergantung pada mereka yang menggunakannya. Baik dan buruk kepada orang lain maupun dirinya, adalah menjadi tanggung jawab dirinya sepenuhnya. Bagaimana dengan anda?
Nerdy Smartphone User (sumber: gadgetan.com) |
mampir...
ReplyDelete