Aku Mendengar, Kawan


Bila napas menjadi sesak
Bila tangis menjadi riuh
Bila senyum menjadi topeng
Ceritalah

Angin mengabarkan
Memberi tanda terbaca
Namun aku menunggu
Kamu yang memberi kabar

Aku tak meminta
Kabar menyenangkan melulu
Kabar meneduhkan melulu
Hanya kabar yang apa adanya

Luapkanlah gejolak di dada
Jeritkanlah luka membatin
Katakanlah setiap tanya
Yang menghendaki jantung berhenti berdetak

Namun, aku bukanlah Tuhan
Yang mengerti segala persoalan
Aku sekadar manusia
Yang bersedia mendengar
Menyiapkan bahu di antara keluh

Janganlah berharap banyak
Akulah anak kemarin sore
Baru saja melihat matahari di batas senja
Belum tahu apa-apa

Ada yang bercerita bagaimana matahari terbit
Menguapkan embun di daun hijau
Atau menghangatkan hutan
Dengan lidah api

Itu bukan kataku
Itu kata orang-orang
Yang sudah tahu manis pahitnya hidup
Ditaburi garam di atas luka
Bahkan hujatan di balik senyum

Jadi inilah aku
Tak perlu memaksakan diri
Bersandarlah padaku sejenak
Sebab aku mendengarmu, kawan

Ilustrasi (sumber: momgrind.com)