Ketidakmampuan

Ketika rintihan ini terus bergulir, tak ada yang mampu mendengarnya. Ketika kegalauan ini terus berlanjut, tak ada yang mampu mengubahnya. Ketika kesunyian ini menjadi luka, tak ada yang mampu menghapus bekasnya. Dan ketika semua itu menjadi tangisan, tak ada yang mampu berbuat apa-apa.

Ini bukan tentang mereka, ini juga bukan tentang aku. Tapi ini tentang seseorang yang berhak atas adaanya perasaan ini. Perasaan yang entahlah, tak menentu yang tidak kuketahui tepatnya. Membiarkan segalanya mengalir tanpa tahu bagaimana cara menghadapinya. Menghadapi seorang dia dan sekitarnya seperti anak kecil yang kehilangan arah, kehilangan pegangan untuk berdiri. Semua menggantung dengan ketidakjelasan yang benar-benar ada dan memberikan aku sebuah tanda tanya besar ditengah-tengah rasa pengap. Apa yang harus dan apa yang mampu kuperbuat?

Aku tahu. Kau yang berasal dari ruang lain, telah mengetahui tentang keadaan aku disini. Tentang keadaanku akan dirimu. Menunggu sebuah kepastian yang mungkin menyakitkan aku secara jiwa. Berharap sebuah kehadiran yang mungkin tidak pernah kau harapkan. Dan berdiam pada sebuah keskeptisan untuk berdiri sampai akhirnya berada ditengah kegelapan tak berakhir.

Di matamu aku tak bermakna, aku tak hanya sekadar angin yang melintas dihadapanmu untuk meminta. Namun, kelelahan membuatku ingin menyerah dan melepas pada kehampaan. Hingga harapan itu memberi dan aku mencoba, tapi semua itu kembali dan membuat aku lelah lagi, semua itu seolah-olah terus terulang tanpa henti hingga ingin ku melupakannya. Aku hanya mampu berbicara melalui kata-kata, tapi aku juga mampu merasa sakit karena kata-katamu, tulisan yang kau goreskan.

Waktu terus berjalan, meninggalkan setiap detik yang berbicara. Aku lelah, penuh dengan peluh, sakit, merasa perih, seperti tak ada yang hidup dalam kehidupanku. Aku merasa ketiadaan, aku ingin mengakhiri semua ini tapi terasa sulit. Terima kasih atas diamnya dirimu padaku. Aku sekarang sadar bahwa aku harus menyudahi semua ini.

Maafkan aku atas ketidakmampuanku, aku hanya mampu menitipkan harapan padamu. Hanya itu, tidak lebih.

Sumber : Facebook, Desember 17 2010

Comments