Sebenarnya Bagaimana?

Mengapa disaat semua pintu tertutup dan tak memberikan aku secercah sinar? Mengapa disaat aku merasa semua ini tak akan berubah? Mengapa disaat dia sudah benar-benar tidak menganggap kehadiranku? Mengapa disaat perasaan ini sudah putus asa dan pasrah akan segala terjadinya? Mengapa disaat aku sudah lelah berharap, buntu dengan kegalauan hatiku, dan kegilaan yang benar-benar membuatku seperti orang tertolol dalam masalah ini? Dan mengapa aku harus terus bertanya pada lingkaran ketiadaan yang akhirnya membuatku lenyap dalam pertanyaan-pertanyaanku sendiri?

Aku hanya mampu bertanya dalam terima kasihku. Entahlah, aku harus berterima kasih pada ketidaksengajaan oleh beberapa temanku atau bersungut. Florin, Sara, Paskah, mengapa kalian mampu melakukannya? Keceplosan? Salah paham? Atau apa? Jujur, aku bergumul dalam kekesalan, kekecewaan, dan segala kemarahanku. Karena Florin, Bu Erlina tahu. Karena Sara, Ka Theo tahu. Karena Paskah, Ka Kevin tahu. Tapi tahukah kalian betapa malunya aku??? Sungguh, aku tidak tahu harus marah atau apa, aku bingung?!

Tapi begitulah, ketika aku sudah menganggap semua ini sudah berakhir, semua motivasi datang dengan membantu aku untuk berdiri dan mengangkat kepalaku hingga kaki ini terasa lebih kuat. Mereka mengatakan setuju, teruskan saja, dekati dia, sms dia, dan bla bla bla semua yang tidak mampu kulakukan karena aku pemalu. Tapi ada seorang temanku, Joey, pernah mengatakan yah cewe memang harus jaga gengsi juga kali. Iya, itu memang benar tapi aku belum melakukan apapun! Tidak seperti sahabatku, Natalia yang berani menjadi dirinya seutuhnya yang apa adanya, yang memang tidak bermuka dua, yang hadir dengan menunjukkan segala sisinya tanpa kemunafikan. Ia sanggup untuk menegur sapa orang yang ia sukai, ber-sms ria, dan segala hal yang mampu ia lakukan tapi tidak dengan aku. Karena apa? Karena aku adalah perempuan pecundang yang hanya sanggup memendam perasaan ini tanpa memiliki keberanian dengan menyimpan segala luka akibat ketololan yang kuperbuat!

Seluruh terima kasih, aku berikan untuk semua yang mengetahui pribadinya. Bahkan, aku masih mengingat saat Natalia melihat dia dan dengan berbaik hati ia memanggilku, tapi aku terlambat dan yang kutemukan malah Davin. Terima kasih Natalia, Joey, Paskah, Ka Theo, Bu Erlina, dan lainnya yang suka membantu, memanggilku jika ia hadir, mengerjaiku, menertawaiku, hingga aku kaku bak patung atau hampir mati berdiri. Tapi aku katakan bahwa semua itu hanyalah sia-sia, aku hanya bisa duduk diatas rumput untuk menunggu bintang jatuh dan berdoa akan adanya keajaiban yang terjadi atas Mr. B.

Sumber : Facebook, Oktober 24 2010

Comments