Staff Meeting ala Ramen Akashi

Pukul 18.20 WITA, saya menerima satu pesan singkat mengenai lokasi staff meeting dari nomor cantik yang cukup familiar, nomor Mas Rahman (sorry for not saving it before). Tapi, kurang lebih satu jam kemudian saya baru tiba di sebuah cafe dalam hotel Mercure, bertuliskan Sante Coffee.

Teman-teman Ramen Akashi dan Ichi-san ternyata telah mengambil tempat di pinggir kolam renang yang agak tersembunyi (maklum, saya orang ndeso tidak pernah main ke Mercure). Tampak mereka tengah berbincang hal-hal remeh. Setelah saya memesan segelas Vanilla Latte, Ichi-san sempat menanyakan saya tentang hal-hal yang cukup personal. Hal itu berlanjut sampai Ichi-san meminta kami untuk membahas topik apa saja dan tukar pendapat akan topik tersebut (kalo Ichi-san bilang 'opini opini, opini Anda').

And let me tell you, it was totally different with my thoughts before.
Mungkin karena saya melewatkan diskusi pada jam sebelumnya di restoran, saya tidak menemukan keseriusan dalam pembahasan di cafe tersebut. Bukan apa-apa, hanya saja dalam benak saya sebelumnya begitu berbeda dengan kenyataannya. Perkara yang kami bicarakan mulai dari lelaki idaman, target menikah, sampai apa yang dilihat Ichi-san dalam waktu 0,1 detik (yang saya sendiri tidak sepenuhnya paham mengingat volume musik kala itu cukup mengganggu obrolan tersebut). Really out of my expectation.

Ya, jelas ada waktu dimana kami membicarakan rencana untuk rombong. Mulai dari personil sampai lokasi dan ukuran tempat yang dibutuhkan. Tak lupa dengan impian. Bicara dengan Ichi-san seperti bicara dengan teman saya, Jeremia. They are future, they are universe you always feel amazed at.

Selebihnya kami penuh dengan gelak tawa dan debat sehat. Oh ya, tentu ditemani dengan kopi, rokok (just for three cool guys) dan bir (I hope someday we could afford a bottle of wine, my handsome chef). Lalu, ditutup dengan foto bersama dan saya kurang tahu mereka jalan kemana lagi mengingat saya harus pulang dan blogging.

Entahlah, apakah suasana staff meeting pada umumnya seperti ini? Saya lebih banyak duduk terdiam mendengarkan sampai Ichi-san menunjuk saya dan meminta saya untuk menyuarakan pendapat. Well, I already answer it but how about you, chef? When will you get married anyway?

Comments