"Tulis Setiap Hari"

Bulan Desember ini diawali dengan segala hal yang berbau Jepang. Mulai dari orang, masakan, hingga gaya bekerjanya. Padahal baru minggu lalu saya membahas negara itu dengan teman saya yang tengah berlibur ke Jepang. Oh, Jepang. Kawaii.

Hari ini dimulai permintaan Ichi-san agar saya menulis setiap hari. Well, sebenarnya saya dihadapkan pada dua pilihan antara bertukar sepuluh kartu nama selama seminggu atau blogging setiap hari. Topiknya adalah perbedaan antara style Jepang dan Indonesia. Tentu ini adalah tantangan baru untuk saya, Mengingat saya hanya memposting satu artikel satu bulan. Dan, saya diharuskan mengobservasi dan menilai berdasarkan keseharian saya sendiri.

As for me, story telling isn't kind of my thing (?).

Jujur, sulit untuk menulis dan menerbitkan tulisan saat itu juga. Begitu banyak tulisan berakhir tragis, hanya sebesar draft sebab kegemaran saya yang terlalu banyak menimbang dan menakar bahasa yang tepat. Bisa saja Anda mengatakan saya plin-plan atau pemilih, tapi karya tulis sama manisnya dengan buah hati. Semua mengandung harga sebagaimana kita diberikan hak sama besarnya untuk lahirkan tulisan melalui jemari. Biar sekadar tulisan, saya tetap menyembunyikan ketakutan bilamana terdapat kelalaian bahkan terhadap kesalahan ketik sekalipun.

Inilah perbedaan utama saya dengan Ichi-san.

Mungkin Ichi-san tidak mengalami ketakutan sebesar saya. Atau pernah ada waktu ketakutan itu lebih besar ketimbang ketakutan saya dan dilawan sampai pada akhirnya Ichi-san tidak mengalaminya lagi. Atau ketakutan itu diselimuti oleh pemikiran-pemikiran lain yang menjadikan ketakutan itu sedemikian kecil seakan terlupakan. Atau saya yang berharap Ichi-san menahan ketakutan yang sesungguhnya tidak pernah ada.

Entahlah, saya senantiasa percaya bahwa setiap individu menyimpan puisi tersendiri.

Sudah larut malam. Saya cukupkan sampai disini, ya. Sampai jumpa besok.

Comments