Lembaran Tiada Nama (8)

Dok. Pribadi
malam ini tampak asing bagiku. dan di kegelapan yang sama aku temukan rasa hangat terhadap rindu yang tiba-tiba menyeruak akan sebuah perjalanan-perjalanan kecil bersamanya. melewati keheningan yang pecah oleh karena suara motor beradu dengan ribuan kata dalam pikiran. tergulung dalam penantian untuk sekiranya digelar sewaktu-waktu ada yang mengetuk. sebab bagaimanapun harapan telah dirajut rapi dalam lubuk sebelum sampai di tujuan.

tapi, waktu itu tak pernah datang. tak pernah ada yang mengetuk. tak kutemui siapapun selain sedih yang mengapung tiada kejelasan. dudukku terhitung entah berapa lamanya sambil menatap nanar. aku menikmati perasaan ini sendirian saja. sebab ketidakmampuanku membelah waktu dan hidup dalam satu potong yang ingin aku ulang-ulang seperti lagu lawas.

haruskah kudatangi hujan?

***

wishing things between us hadn't gotten so bad. especially when the sun shined over your face and in seconds it was like forever, the picture kept deliberately with no one knows what it was really about. that memory hurt my heart. to be honest, I am so tired of having this kind of feeling the way I do.

when will the moon close to me? I'd like to whisper things I couldn't dare to write down.

Comments

Post a Comment